Cek Fakta Cinta Nabi: Cinta Sungguhan atau Sekedar Pengakuan?

Cek Fakta Cinta Nabi: Cinta Sungguhan atau Sekedar Pengakuan?

Senin, 23 September 2024 I 21.15 WIB

Editor : Alam Abu Umar

 

IslamBaik.com, Jakarta – Alhamdulillah, kembali lagi kita bertemu dengan bulan Rabi’ul Awwal tahun 1446 H. Bulan dimana identik dengan bulannya kelahiran suri tauladan kita yaitu Nabi Besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di tanah haram Mekkah saat tahun Gajah.

Meskipun ulama berbeda pendapat perihal kapan tepatnya tanggal kelahiran Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, namun perbedaan tersebut tidak menyurutkan kegembiraan seluruh kaum muslimin atas kelahiran Al Mustafa ke muka bumi ini sebagai Nabi penutup akhir zaman yang membawa petunjuk keselamatan ajaran syari’at Islam yang mulia dan menyempurnakan ajaran agama sebelumnya.

Tak hanya bergembira, bahkan sebagian manusia banyak juga yang merayakan hari kelahiran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang biasa dikenal dengan perayaan Maulid Nabi sebagai wujud kecintaan mereka kepada Nabinya. Terlepas apakah tradisi perayaan tersebut benar disyari’atkan oleh Islam ataukah sebaliknya yang malah menyelisihi ajaran Islam yang murni yang difahami oleh para generasi terbaik umat ini? 

Sementara itu, di bulan-bulan seperti ini mungkin ada saja sebagian oknum kaum muslimin yang mengklaim diri sebagai “Si Paling Cinta Nabi,” namun apakah hakekat kecintaan mereka terbukti sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul-Nya inginkan atau sebatas pengakuan saja bahkan hingga berani melakukan banyak pelanggaran atau kedustaan demi meraup cuan dan penghormatan?

Yuk kita cek fakta, sejauh mana kecintaan kita kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam terbukti nyata dan bukan omon-omon semata?

Melansir dari kanal youtube dakwah @ShahihFiqih, berikut 8 tanda kecintaan kepada Nabi yang disampaikan oleh Syaikh Sa'ad bin Nashir Asy-Syatsri:

1. Mengikuti sunnah Nabi atau ittiba’

Tidak mungkin kita mencintai Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, jika kita tidak mengikutinya (ittiba').

Allah Ta’ala berfirman,

“Katakanlah: ‘Jika kalian memang mencintai Allah, maka ikutilah aku (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam), niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosa kalian.’ Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali ‘Imran: 31)

 

2. Taat kepada Rasulullah

Apabila datang perintah dari Rasullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menjalankan ketaatan, maka segera amalkan semampunya. Begitupula, jika diperintah untuk menjauhi kemaksiatan, maka segera kita tinggalkan.

Allah Ta’ala berfirman,

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.” (QS. Al Hasyr: 7)

 

3. Meninggalkan amalan ibadah yang tidak sesuai sunnah (contoh) Nabi

Tidak beribadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala dengan amalan yang tidak disyari’atkan oleh Nabi yang mulia karena dikhawatirkan amalan tersebut akan sia-sia dan tertolak, bahkan berpeluang menuai dosa dan parahnya kita diancam masuk ke neraka. Sepatutnya, inovasi amalan ibadah yang baru tersebut harus segera ditinggalkan sebagai bukti kecintaan kita kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Allah Ta’ala berfirman,

“Apakah mereka mempunyai sesembahan selain Allah yang menetapkan aturan agama bagi mereka yang tidak diizinkan (diridai) Allah?” (QS. Asy Syura: 21)

Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)

 

4. Mempelajari sunnah dan sejarah kehidupan Nabi

Mempelajari bagaimana Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam,beramal dan bersikap ketika sedang berdakwah dan saat menghadapi permasalahan hidup.Termasuk mempelajari adab dan ahlak beliau yang sangat agung ketika sedang bermuamalah dengan keluarga dan umatnya. 

Namun mengkaji tentang sirah kehidupan beliau jangan hanya dikhususkan pada satu malam atau momen tertentu saja, melainkan di setiap waktu sebagai bukti kecintaan kita kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

  

5. Membela kehormatan Beliau

Mendakwahkan kepada orang lain tentang ahlak terpuji Beliau dan membelanya jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dilecehkan orang lain.

Allah Ta’ala berfirman,

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al Qalam : 4)

 

6. Menyebarkan sunnah dan mengajak manusia menjalankannya

Menebarkan sunnah dan mengajak orang lain mengamalkan sunnah merupakan bukti nyata cinta kita kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun“  [Shahih sunan Ibnu Majah” (no. 173)].

  

7. Senantiasa menyebut nama dan keteladanan Beliau serta bershalawat kepada Nabi

Menjalankan amalan tersebut terutama bershalawat kepada Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam juga bersabda,

“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari dan malam Jumat. Karena orang yang bershalawat kepadaku satu kali, Allah akan bershalawat kepadanya 10 kali”. (HR. Al-Baihaqi, 3/249. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah, 1407)

8. Berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah 

Berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terutama di zaman yang penuh fitnah ini dan hal itu merupakan jalan keselamatan manusia di akhir zaman hingga akhirnya kita bertemu dengan Beliau di telaganya dan bertemu dengan Allah subhanahu wa ta'ala di akherat kelak.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Aku tinggalkan kepadamu dua perkara yang kalian tidak akan tersesat apabila (berpegang teguh) kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku, keduanya tidak akan berpisah, sehingga keduanya datang kepadaku di Telaga (al-Haudh).” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi)

 

Jadi, dari keseluruhan tanda kecintaan kita kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di atas, maka bagian mana yang paling sulit kita amalkan? Lantas, apakah sudah pantas kita mengklaim diri sebagai “Si Paling Cinta Nabi” di bulan maulid ini?

Semoga Allah memudahkan kita untuk senantiasa meneladani ahlak Nabi dan menjalankan sunnah-sunnah Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.

Yuk kita amalkan dan sebarkan sunnah Nabi, yuk kita berbuat kebaikan.

 

IslamBaik.com

“Media Islami Penebar Kebaikan”

 

(AAU)