Islamic Lifestyle: Melihat Tren Perjalanan Umrah di Media Sosial

Islamic Lifestyle: Melihat Tren Perjalanan Umrah di Media Sosial
Gambar hanya merupakan ilustrasi

Sabtu, 30 November 2024 I 15.13 WIB

Editor : Alam Abu Umar

 

IslamBaik.com, Jakarta – Perkembangan tren hijrah kaum muslimin sejak sekitar satu dasawarsa terakhir khususnya di kawasan urban perkotaan telah memberikan dampak yang positif bagi kehidupan masyarakat yang madani di Indonesia.

Di sisi lain, tren hijrah yang telah membentuk pemahaman beragama masyarakat menjadi lebih teredukasi dan relijius ini juga dianggap mampu mempengaruhi peningkatan arus perjalanan umat Islam untuk beribadah ke tanah suci di Arab Saudi, seperti kegiatan umrah dan haji hingga plesiran berwisata ke berbagai destinasi halal di negeri-negeri kaum muslimin lainnya.

Peluang ini pun dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis perjalanan ibadah atau travel umrah dan haji untuk saling berebut pangsa pasar kaum muslimin dengan membuat paket perjalanan yang menarik dan kompetitif dengan harga yang relatif terjangkau, serta promosi jor-joran di media massa dan sosial.

Lihat saja jargon promosinya, ada Umrah Plus Turki, Umrah Plus Thaif, Umrah Plus Aqsa dan Jordan, dan lain-lain. Strategi promosi yang menarik mata, minat dan angan-angan tersebut dirancang khusus demi merespon tingginya permintaan dan pastinya untuk memuaskan keinginan para calon jemaah umrah di Indonesia.

Bahkan menurut catatan Kementerian Agama RI, hingga bulan September 2024 lalu jumlah jemaah umrah dari Indonesia hampir mencapai 2 juta orang. Masya Allah, fantastis bukan?

Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kemenag RI, Jaja Jaelani mengatakan, terkait pelaksanaan ibadah umrah jemaah Indonesia perkembangannya cukup dinamis. Hal ini membuktikan bahwa pergerakan jemaah umrah Indonesia dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang sangat signifikan.

"Hingga September 2024 jumlah jemaah umrah Indonesia hampir mencapai 2 juta jemaah," ujar Jaja, dikutip dari Tribunnews.

 

Peran Media Sosial dalam Meningkatkan Minat Umrah

Menariknya, tren peningkatan aktivitas ibadah umrah di era digital ini juga terpantau jelas di layar media sosial para warganet, khususnya bagi mereka yang datang dari kalangan kelas menengah perkotaan yang melek terhadap perkembangan teknologi dan informasi. Ibadah umrah yang biayanya tak murah ini, seakan-akan telah menjadi bagian dari gaya hidup islami atau islamic lifestyle kaum muslimin moderen masa kini yang dipengaruhi oleh budaya berbagi dan eksposur yang hadir melalui media sosial.

Sebagian kaum muslimin, baik dari kalangan masyarakat biasa hingga artis dan public figure lainnya kerap menunjukkan eksistensi dirinya terutama ketika sedang khusyuk beribadah di tanah suci dan saat tengah asyik "healing" di lokasi wisata halal lainnya.

Kemudian, unggahan berupa foto-foto mewah yang instagramable di depan Ka'bah, video perjalanan spiritual, hingga cerita-cerita pribadi tentang kedekatan dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadi sorotan utama. Hal ini tidak hanya menciptakan rasa ingin mengikuti jejak, tetapi juga membangun persepsi bahwa umrah adalah sebuah pencapaian spiritual yang "keren" dan layak untuk dibanggakan. Konten ibadah dan dakwah berbalut Islamic lifestyle inilah yang disajikan secara apik untuk memuaskan diri dan para pengikutnya di media sosial.

Ya, beragam platform media sosial seperti Instagram, YouTube, dan TikTok menjadi pilihan favorit untuk memamerkan foto-foto atau video kece pengalaman spiritualnya. Apalagi, jika konten video ibadah umrah tersebut dikemas secara menarik dan kreatif yang diisi oleh pengisi suara, suara latar, efek video dan suara hingga tulisan naskah caption yang puitis berupa ajakan, renungan, nasehat dan motivasi ataupun promosi sebuah travel perjalanan umrah, maka seringkali konten yang diminati ini mampu menghibur, memotivasi ataupun mungkin membuat iri para netizen yang menontonnya

Sementara itu, dalam sebuah kajian ilmiah bertema, “Penyakit-penyakit Hati,” Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A pernah ditanya oleh jemaah terkait bolehkah posting ibadah di sosial media? Lalu beliau hafidzahullah menjawab,  “Ada orang posting dia sedang umrah, tujuan dia untuk apa? Untuk menarik orang lain supaya terpacu juga untuk umroh seperti dia. Kalo niatnya untuk mengajak, maka tidak mengapa. Tetapi dia harus cek dirinya apakah benar untuk mengajak ataukah untuk pamer? jelas Ustadz.

Beliau melanjutkan, “Riya itu masalah hati, kita itu di sini tujuannya bukan untuk menuduh orang lain riya, tapi untuk hati-hati. Kalo orang pamer mungkin urusannya dengan Allah, mungkin dia Ikhlas kita ga tahu, tapi jangan sampai kita riya,” kata Ustadz menutup nasehatnya.  .

Teman Baik, demikian fenomena gaya hidup Islami kaum muslimin di era digital yang tak bisa jauh dari media sosial yang dijadikan ajang aktualisasi diri dan bersosialisasi, serta medium untuk berdakwah hingga tempat untuk berjualan dan mempromosikan barang dagangannya di dunia maya. Maka wajar, jika konten video ibadah umrah berdurasi pendek yang lagi ngetren saat ini wara-wari di linimasa media sosial kita. Ini kenyataannya, entah apa pun motifnya karena hanya Allah-lah yang mengetahuinya.

 

Ibadah Umrah dan Gaya Hidup Mewah

Melansir dari kanal berita @OfficialNETNews bahwa menurut pengamat sosial Devi Rahmawati tentang fenomena meningkatnya tren perjalanan ibadah umrah yang telah menjadi bagian dari gaya hidup Islami kaum muslimin moderen merupakan indikasi dari meningkatnya perekonomian masyarakat.

"Secara umum kita mendengar bahwa kalangan menengah kita sudah meningkat, kalangan menengah itu siapa? kalo menurut ukuran World Bank adalah masyarakat yg memiliki pengeluaran 2 dollar hingga 20 dollar misalnya”, terang Devi.

Kemudian ia menambahkan, “Yang menarik adalah dengan adanya kemampuan pengeluaran ini, salah satu pilihan pengeluarannya adalah dengan melakukan perjalanan ibadah umrah," jelas Devi kepada awak media.

Fenomena "umrah sebagai gaya hidup" sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan sosial. Dengan munculnya kelas menengah yang lebih mapan secara finansial di banyak negara muslim, perjalanan ibadah umrah semakin terjangkau. Kaum muslimin yang memiliki akses lebih besar terhadap sumber daya ekonomi kini lebih sering melakukan perjalanan ibadah ini sebagai bentuk pengabdian, sekaligus sebagai bagian dari gaya hidup mewah yang bisa dipamerkan di media sosial.

 

Umrah sebagai Pengalaman Spiritual yang Personal

Namun, meskipun banyak hal yang menjadikan ibadah umrah menjadi bagian dari gaya hidup yang Islami, penting untuk diingat bahwa inti dari ibadah ini tetap bersifat pribadi dan spiritual. Di tengah pesatnya perkembangan media sosial, tidak sedikit jamaah yang tetap berfokus pada tujuan utama mereka yaitu mencari kedekatan dengan Allah dan memperbarui niat serta amal ibadahnya. Mereka menggunakan media sosial bukan untuk mencari pengakuan, tetapi untuk berbagi pengalaman positif dan inspirasi dalam perjalanan spiritual mereka.

Sebagian orang juga berusaha untuk "menyaring" eksposur pribadi mereka, dengan berfokus pada penguatan iman dan kesederhanaan, tanpa terjebak dalam tuntutan untuk menunjukkan kemewahan atau pencapaian. Hal ini mengingatkan kita bahwa media sosial bisa menjadi dua sisi mata uang: ia dapat digunakan untuk memotivasi orang lain dalam kebaikan, atau sebaliknya, bisa menjadi alat untuk merayakan prestise duniawi yang tidak selalu sejalan dengan tujuan ibadah yang sebenarnya.

 

Gambar hanya merupakan ilustrasi

 

Teman Baik, dengan meningkatnya minat terhadap ibadah umrah sebagai bagian dari gaya hidup kaum muslimin modern di era digitalisasi media sosial, ini menunjukkan terjadi perubahan paradigma dalam praktik ibadah. Media sosial dan teknologi digital telah membuat ibadah umrah lebih mudah diakses, sekaligus menjadikannya sebagai simbol prestise sosial. Namun, di balik fenomena ini, penting bagi setiap individu untuk mengingat bahwa tujuan utama dari ibadah umrah tetaplah mencari keridhaan Allah, bukan sekedar untuk menunjukkan pencapaian duniawi.

Oleh karena itu, walau gaya hidup digital terus berkembang, esensi dari ibadah sebagai sarana untuk mendekatkan diri hanya kepada Allah Azza Wa Jalla semata harus tetap menjadi fokus yang paling utama.

Allah berfirman,

"Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam" (QS. Al-An’am Ayat 162)

Teman Baik, yuk kita jaga niat dan keikhlasan saat beribadah. Yuk kita umrah sesuai sunnah. Mari kita berbuat kebaikan.

(AAU)

 

IslamBaik.com

“Media Islami Penebar Kebaikan”