Sedih, Penjual Es Teh Dihina Seorang Gus Ketika Berceramah. Rasulullah: "Berkata Baik atau Diam!"
Selasa, 03 Desember 2024 I 22.30 WIB
Editor : Alam Abu Umar
IslamBaik.com, Jakarta - Siapa yang tak sedih dan terenyuh hatinya, ketika menyaksikan sebuah video yang sedang viral saat ini tentang seorang pedagang kecil penjual es teh yang menjadi korban lelucon yang menghinakan dan mempermalukan dirinya di depan banyak jemaah yang dilakukan oleh seorang tokoh agama yang dikenal dengan nama Gus Miftah.
Kejadian yang sangat menyakitkan bagi si korban ini terekspos luas di tengah masyarakat, bermula dari sebuah potongan video yang beredar di media sosial. Dalam video tersebut, terdengar suara ramai jemaah yang diduga meminta Gus Miftah untuk memborong dagangan es teh si penjual minuman yang sedang berdiri di tengah kumpulan jemaah.
Lalu Miftah dengan menggunakan microphone bertanya ke penjual es teh perihal apakah barang dagangannya masih ada atau tidak.
"Es teh mu ijek okeh ra? masih? yo didol gobl*k (es teh mu masih banyak nggak? masih? ya sana dijual g*blok)," jawab Gus Miftah sambil tertawa.
Nampak, ekspresi pria yang duduk di sebelah Miftah sangat terhibur dan tertawa terbahak-bahak, lalu pria lainnya yang juga duduk di atas panggung pun ikut tertawa puas. Astaghfirullahaladzim.
Kemudian, gambar video langsung beralih ke ekspresi wajah penjual es teh yang terlihat sedih dan menghela nafas. Mungkin si bapak pedagang kecil ini tak pernah menyangka jika akan dipermalukan di depan umum oleh si tokoh agama yang sedang berceramah di atas majelis pengajiannya di sebuah Ponpes di kawasan Magelang.
Tak terbayangkan, bagaimana perasaan anak istrinya dari si pedagang jika menyaksikan video viral ini bahwa sang tulang punggung keluarga yang sangat mereka cintai dan banggakan ini sedang mencari nafkah dengan cara yang halal meskipun hanya menjual air minum, namun malah dicela dengan sebutan “g*bl*k” dan direndahkan?
Setelah menghina si pedagang kecil ini dengan kata yang sangat kotor, dengan berlagak bijak Miftah lanjut berkata, “dolen diseee, kula reng payu wesss takdiiiir (jual aja dulu, kalo ga laku udah itu takdir)." Seketika penonton dengan riuh ikut tertawa lagi.
Kemudian. kamera kembali menyorot ekspresi wajah si penjual es teh yang mencoba untuk senyum tipis demi menghibur hati dan harga dirinya yang telah jatuh karena direndahkan oleh Gus Miftah sang pimpinan pondok pesantren yang piawai berdakwah di klab malam.
Satu Pedagang Kecil Dihina, Ribuan Orang Membela
Setelah video tersebut viral, ribuan netizen geram dan ramai mencela balik Gus Miftah di banyak platform media sosial. Kini, celaan malah bertubi-tubi menghujam dirinya. Guyonan tanpa adab tersebut telah mendapatkan perhatian negatif dari publik yang gerah dan jengah dengan gaya berdakwah sang Gus yang selalu kontroversial di tengah masyarakat.
"Guyonanmu Nyakitin hati orang," komen d*vid_riz*l
"Jujur sebelumnya saya sangat takdzim kpd beliau Gus MIftah, tapi setelah beberapa video viral yg tersebar mari para penggemar beliau stop menormalisasi guyonan yang konteksnya menghina kaya gini. Rosul suka bercanda tapi tidak dengan menyakiti hati siapapun ????," sahut rizkikh*m*yr*h_ di kolom komentar.
"Pentingnya adab daripada ilmu, bapak tukang es nya sedang diangkat derajatnya sama Allah," kata
d**choir*la.
Klarifikasi Pembelaan Diri Sang Tokoh Agama
Melansir dari detikcom, Herdian Saksono selaku kuasa hukum Gus Miftah akhirnya membuat video pembelaan. Menurutnya, guyonan itu merupakan gaya berdakwah yang khas dari kliennya demi menarik perhatian para jemaahnya.
"Itulah guyonan atau gaya bahasa dalam penyampaian syiar, dalam penyampaian sebuah cerita yang dimaknai dengan pertanda-pertanda yang menurut Gus itu meupakan intermezo dan menarik perhatian para khalayak ramai," ujar Herdian.
Tak hanya itu, para sahabatnya pun ikut melakukan pembelaan terhadap Miftah Maulana Habiburrahman. Gus Yusuf Chudory salah satunya. Menurutnya, lagi-lagi guyonan menyakitkan tersebut dianggap biasa oleh mereka.
"Saya waktu itu melihat itu spontan, bagian dari komunikasi Gus Miftah dengan bakul, dengan jamaah. Yah guyonan biasa, toh Gus Miftah juga sering borong bakul-bakul es seperti itu, melarisi jajanan-jajanan punya jamaahnya. Jadi itu yah wajar-wajar saja," bela Gus Yusuf di media sosial.
Alhamdulillah, dan akhirnya Gus Miftah setelah didesak oleh banyak pihak ia menjadi sadar dan mau meminta maaf kepada penjual es teh yang telah dihinanya.
"Dengan kerendahan hati saya minta maaf atas kekhilafan saya. Saya memang sering bercanda dengan siapa pun, maka untuk itu atas candaan kepada yang bersangkutan saya akan meminta maaf secara langsung, semoga dibukakan pintu maaf untuk saya," kata Gus Miftah melansir dari Republikaonline di Jakarta, Rabu (4/12/2024).
Gus Miftah merasa ucapannya berlebihan ketika menegur penjual es yang keliling di tengah jamaah saat ia berceramah. "Kemudian yang kedua, saya minta maaf atas kegaduhan ini yang merasa terganggu dengan candaan saya, yang dinilai oleh masyarakat mungkin berlebihan," katanya.
Tokoh Agama Tapi Kok Menyelisihi Ajaran Agama?
Teman Baik, jika kita merenung sesungguhnya apa yang salah dari si penjual es teh itu, sampai ia diperlakukan demikian oleh seorang Gus di depan umum?
Bukankah di dalam budaya Islam Jawa dan tradisi pesantren, gelar Gus merupakan panggilan kehormatan bagi seseorang yang dianggap menjadi bagian dari keluarga kyai pendiri pondok pesantren dan dinilai lebih faham agama atau alim dibandingkan dengan orang awam?
Lantas, di mana letak adab dan akhlaqul karimahnya serta rasa sopan santunnya sebagai seorang tokoh agama yang seharusnya memberi contoh yang baik dalam bertutur kata kepada masyarakat, namun ini kok malah sebaliknya? Lalu, bagaimana agama ini mengajarkan?
Simak sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu tentang orang yang suka berkata kotor dan sombong karena dianggap suka merendahkan orang lain,
"Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Lalu, Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda,
"Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak menzaliminya, tidak menyerahkannya (kepada musuh), dan tidak menghinanya..." (HR. Muslim, no. 2564)
Selaras dengan firman Allahu Ta’ala, yaitu
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) (QS. Al-Hujurat: 11)
Dalil-dalil di atas sangat jelas memerintahkan kita untuk selalu menjaga lisan dari perkataan yang kotor. karena menjaga lisan merupakan kunci kebaikan.
Di dalam Islam, konsep “berfikir dahulu sebelum berbicara” sangat dianjurkan. Karena lisan merupakan cerminan kondisi hati yang sedang kotor atau masih bersih. Perkataan dan perilaku juga bisa menunjukkan kedewasaan, kecerdasan emosional, dan kepedulian terhadap orang lain.
Dalam sebuah tausiyah singkat, Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A. berkata, “Maka kalau anda terbiasa dengan perkataan kasar, perkataan kotor, suka menyindir orang, menjatuhkan hati orang lain, mengejek orang lain, ya akhi jangan-jangan anda menjadi orang yang sangat dibenci oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” ucap beliau yang kami lansir dari kanal dakwah @FirandaAndirjaOfficial.
Kesabaran Penjual Es Teh Berbuah Panggilan Allah ke Tanah Suci
Masya Allah tabarakallah, kesabaran bapak si penjual minuman ini akhirnya berbuah manis. Ketika ia sebagai pedagang kecil dihina oleh sang pendakwah kondang, lalu dipermalukan dan ditertawakan di hadapan banyak orang. Siapa sangka, ternyata skenario indah dari Allah terus berjalan. Ia pun dibela oleh ratusan ribu warganet di media sosial yang bersimpati kepadanya. Hingga seorang dermawan yang informasinya bernama Ustadz Fakhrurrazi Anshar merasa iba dan berniat mau mengumrahkan si penjual es teh itu secara gratis ke tanah suci Mekkah pada Ramadhan nanti.
"Melalui video ini, bismillahirrohmanirrohim saya izin untuk mengumrahkan beliau, in syaa Allah di umrah akbar saya di bulan Ramadhan." ucap beliau.
Ustadz Fakhrurrazi melanjutkan, "dan kabar baik, yah alhamdulillah saya sudah terhubung dengan bapak Suun yang dari Magelang penjual es teh yang alhamdulillah atas izin Allah sudah terconnect video call dan sudah dapat KTPnya, sudah dapat KKnya in syaa Allah kita akan umrahkan beliau di bulan Ramadhan, tanggal 3 Maret," ajak Ustadz ke penjual es teh dengan bahagia.
Teman Baik, yuk kita selektif dalam memilih guru terutama ketika sedang menuntut ilmu agama. Karena seorang guru itu hakekatnya untuk “digugu dan ditiru” atau harus memberi contoh sikap, perilaku dan tutur kata yang baik. Apalagi, jika gurunya adalah seorang tokoh agama yang sudah seharusnya mampu terdepan dalam mengamalkan ilmu yang dimilikinya.
Mari doakan para guru kita agar senantiasa dijaga oleh Allah dan bisa menjadi suri tauladan yang baik bagi umat ini. Dan tak lupa, mari kita latih kesabaran sebagai ujian dari Allah, terutama ketika sedang dizalimi oleh orang lain. Yuk, kita berbuat kebaikan.
(AAU)
IslamBaik.com
“Media Islami Penebar Kebaikan”