Sukses Pukau Penonton, Rihlah Seri ke-2 Suguhkan Kajian Teatrikal dan Spektakuler di Ajang Halal Fair ICE BSD 2024

Sukses Pukau Penonton, Rihlah Seri ke-2 Suguhkan Kajian Teatrikal dan Spektakuler di Ajang Halal Fair ICE BSD 2024
Sukses Pukau Penonton, Rihlah Seri ke-2 Suguhkan Kajian Taeterikal dan Spektakuler di Ajang Halal Fair ICE BSD 2024

 

Ahad, 08 Desember 2024 I 12.00 WIB

Reporter & Editor : Alam Abu Umar

 

IslamBaik.com, Tangerang - Rihla seri ke-2 kembali sukses digelar pada Sabtu, 7 Desember 2024 kemarin di sebuah ruang kajian bergaya teater yang merupakan bagian dari rangkaian acara utama pameran industri dan produk halal di Halal Fair, ICE BSD – Tangerang. 

Kajian Islam yang dikemas secara kreatif dalam konsep seminar ini, menghadirkan Ustadz Abdurrahman Zahier sebagai pemateri utama dan berkolaborasi apik dengan seorang influencer Reda Samudera selaku MC dan Ustadz Iman Selan sebagai qori’ bersuara merdu.

Dengan memadukan beragam unsur narasi, visualisasi dan multimedia, film pendek dan tilawah merdu, kali ini Rihla mengusung tema “The Wahn” yang mengisahkan tentang kebanyakan umat manusia yang sibuk meraih gemerlap dunia yang penuh dengan kehinaan, namun dirinya ternyata gentar akan kematian yang pasti datang di hadapan matanya. Tak hanya itu, kisah ini juga ditutup dengan beragam cerita indah tentang akhir kehidupan manusia yang penuh dengan kebaikan.

 

 

Teman Baik, seminar Islami inspiratif ini dikejutkan dengan sebuah adegan film pendek pembuka yang menggambarkan gemerlap dunia yang susah payah direbut manusia, namun akhirnya semua tak bernilai di sisi Allah hingga mereka tersungkur akibat dosa dan tiba-tiba maut datang menghampirinya.

Sistem suara, tampilan multimedia dan nuansa teatrikal adegan pembuka kajian yang dramatis ini mulai menggiring penonton hanyut ke dalam suasana kebatinan jiwa yang terus bertanya-tanya pesan dakwah apa selanjutnya?  

Satu per satu, kejutan memukau tampil ke panggung pertunjukan. Kemunculan Reda Samudera sebagai MC acara yang tersorot lampu tembak bak pesohor yang akan menghibur para penggemarnya, namun bukan dengan musik dan nyanyian, melainkan dengan untaian kata-kata indah nan puitis sebagai bahan renungan yang memantik rasa penasaran para penonton untuk tetap menantikan rangkaian acara selanjutnya.

 

 

Benar saja, penampilan kedua tak kalah spesial dan begitu menggetarkan jiwa. Suara merdu sang qori’ di tengah kegelapan dan keheningan ruang, melantunkan sebuah ayat suci Al Qur’an surat Al-‘Ankabut ayat 64 yang artinya,  

“Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.”

Tak cukup sampai di situ, Ustadz Iman Selan lanjut membaca sebuah firman Allah di dalam Al Qur’an dari surat Al-Hijr ayat 3 yang artinya,

“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).”

 

 

Pembacaan tilawah Al-Qur’an dengan suara yang merdu dan penuh penghayatan di atas panggung, seolah-olah menjelaskan makna adegan film pendek pembuka acara sebelumnya dan menjadi jembatan informasi bagi pesan dakwah yang akan disampaikan selanjutnya. 

Nah Teman Baik, tak menunggu lama yang dinanti-nanti akhirnya hadir juga. Ya, Ustadz Abdurrahman Zahier sang pembicara utama. Semua mata tertuju padanya. Pesan dakwah apa yang akan disampaikannya?

Dalam ruang tertutup yang hening dan dingin layaknya sebuah pertunjukan teater, Dai muda ini mulai mengajak penonton untuk merenungi perihal fenomena umat akhir zaman yaitu “al wahn” yang bermakna “cinta dunia dan takut mati”.

 

 

Ustadz hafizhahullah berupaya menggugah jiwa dan benak pikiran kita untuk memperbanyak mengingat pemutus kenikmatan yaitu kematian.

“Lomba paling melelahkan adalah lomba mengejar dunia karena finishnya akan sama (kematian -red).”

“Barangsiapa menjadikan dunia sebagai obsesinya Allah akan tampakan kefakiran di depannya.”

“Barangsiapa menjadikan akherat sebagai obsesinya, Allah akan beri kekayaan dalam hatinya, ketenangan dan kemudahan urusan yang tadinya mungkin sulit…” tutur Ustadz di tengah tausiyahnya.

 

 

Dalam pesan dakwahnya, Ustadz juga mempertanyakan kemana langkah hijrah kita sesungguhnya?

“Maka sodaraku, lihatlah kembali apa yang kita prioritaskan setelah kita hijrah?”

“Kita hijrah bukan untuk mencari eksistensi, kita hijrah bukan untuk di atas pamor, kita bukan untuk sekedar agak tidak redup, bukan bukan itu tujuannya. Sehingga ingin mencari eksistensi agar tidak hilang, mencari agar popularitas kita tidak menurun. Tanyakan kemana hijrah kita?” nasehat Ustadz kepada audiens.

 

 

Para penonton pun terdiam dan terbawa suasana. Seolah-olah kematian tepat ada di hadapannya. Ada yang tertunduk kepalanya, adapula yang berkaca-kaca matanya. Ada yang sibuk mencatat dan mengambil faedah. Mungkin saat itu, hati mereka bergetar dan tersentil serta tersadarkan kembali untuk segera bertaubat dan bermuhasabah diri.

Adegan film pendek yang dramatis tentang perjalanan hidup metamorfosa manusia menuju Sang Pencipta dan lantunan ayat suci Al Qur’an yang penuh makna kembali lagi menghias seluruh segmen acara hingga selesai untuk memperkuat serangkaian pesan dakwah yang disampaikan oleh sang Ustadz pemateri.

 

 

Sementara itu, kajian dakwah spektakuler ini berakhir penuh kesan dan pesan inspiratif yang senantiasa mengajak kita untuk kembali rihla ke taman-taman syurga. Hal ini tergambar secara positif dari komentar sejumlah penonton.

Murian Angelo salah satunya, ia bersama istrinya sengaja datang dari Bekasi ke Halal Fair di ICE BSD untuk mengikuti acara kajian spesial Rihla. Pria pemilik barbershop yang baru setahun menjadi mualaf ini merasa sangat puas dan mendapatkan experience baru setelah menyaksikan acara Rihlah Series #2 secara langsung.

“Suara dan audio visual sangat related dengan kehidupan kita, apalagi tadi pembahasannya tentang wahn, cinta dunia takut mati, nah yang mana hal tersebut banyak menjangkiti umat muslim,” ujar Angelo kepada jurnalis IslamBaik Media.

Berbeda dengan Tasya yang rela datang sendirian dari Jakarta khusus untuk menonton acara Rihlah. Pada seminar Islam kali ini, dirinya langsung terbawa suasana acara yang sangat mengesankan sejak penampilan dimulai hingga acara selesai.

“Bagus banget sih, materi yang diberikan itu detail terus cukup ngena, kata-katanya juga indah dan related banget dengan kita, audionya juga bagus, ada film pendeknya dan cara menampilkannya menarik,” jelas Tasya.

Tasya mengaku, nasehat Ustadz pemateri dan prolog yang disampaikan oleh host secara mendalam dan puitis ini, mudah difahami dirinya sehingga sangat mengena di lubuk hati sanubarinya yang paling dalam.

“Yang paling diingat dari nasehat ustadz, kita sibuk banget ngejar dunia tapi dunia engga ngejar kita, jadi apa yang kita udah dapat itu udah takdir,” tutur Tasya dengan bahagia.

Ardie Hidayat selaku project manager Halal Fair dan Rihlah Series menuturkan, bahwa konsep kreatif program kajian yang memadukan kekuatan unsur audio dan video menjadikan Rihla Series semakin spesial di mata audiens.

“Event ini bisa menjadi tempat healing, solusi untuk healing ketika yang dilihat gitu-gitu aja pingin sesuatu yang berbeda, ini bisa jadi alternatif, healingnya dapet, ilmunya dapet, manfaatnya dapet,” tutup Ardie dengan semangat.

Yuk kita ambil faedah dari setiap pesan dakwah yang disampaikan ahli ilmu di taman-taman syurga. Yuk, kita berbuat kebaikan.

(AAU)

 

IslamBaik.com

“Media Islami Penebar Kebaikan”