Mau Jadi Muslim Sejati? Please, Kendalikan Hal Ini!
Senin, 06 Januari 2025 I 18.30 WIB
Penulis : Ustadz Rizky Mahdani, B.Sh
Editor : Alam Abu Umar
IslamBaik.com, Tangerang - Di antara alasan Allah Ta'alaa mengutus para Nabi dan Rasul-Nya, tak lain dan tak bukan adalah sebagai penyempurna akhlak manusia, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi kita Shalallahu 'alaihi wa sallam,
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ
"Sesungguhnya aku diutus kepada kalian, untuk menyempurnakan akhlak baik kalian" (HR. Baihaqi)
Dan di antara akhlak yang perlu kita perhatikan dan menjadi perhatian utama Nabi kita Muhammad Shalallahu alaihi wa wa sallam ialah menjaga lisan, hal ini sering disinggung oleh sang baginda di beberapa keadaan, sebagaimana yang diriwayatkan,
عن عبدالله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((المُسلِمُ مَن سَلِمَ المسلمون مِن لسانه ويده، والمُهاجِرُ مَن هجَرَ ما نهى الله عنه))؛ متفق عليه.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi ﷺ bersabda:
"Muslim adalah orang yang membuat muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya, dan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah." (Muttafaqun 'Alaih)
قال النبي صلى الله عليه وسلم لمعاذ بن جبل: ((أفلا أخبرك بمِلاكِ ذلك كلِّه؟))، قلت: بلى يا رسول الله، فأخذ بلسان نفسه وقال: ((كُفَّ عليك هذا))، قلت: يا رسول الله، وإنَّا لَمؤاخَذونَ بما نَتكلَّمُ به؟! يعني هل نؤاخَذ بالكلام؟ فقال: ((ثكلتك أمُّك يا معاذ! وهل يكُبُّ الناسَ في النار على وجوههم - أو قال: على مناخرهم - إلا حصائدُ ألسنتهم؟)).
Nabi juga bersabda kepada Mu’adz bin Jabal,
"Maukah aku beritahukan kepadamu kunci semua itu?"
Aku menjawab: "Tentu, wahai Rasulullah." Lalu beliau memegang lidahnya sendiri dan berkata, "Tahanlah ini."
Aku bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah kami akan dihukum karena apa yang kami ucapkan?"
Beliau menjawab
"Celakalah engkau, wahai Mu'adz! Bukankah yang menyeret manusia ke neraka di atas wajah-wajah mereka atau di atas hidung-hidung mereka adalah hasil dari lisan mereka?"
Berkata Syaikh Sholih Al Utsaimin rahimahullah ketika menjelaskan kedua hadits ini :
فاللسان من أشد الجوارح خطرًا على الإنسان، ولهذا إذا أصبح الإنسان فإن الجوارح: اليدين والرجلين والعينين، كل الجوارح تكفر اللسان، وكذلك إيضًا الفرج، لأن الفرج فيه شهوة النكاح، واللسان فيه
شهوة الكلام، وقل من سلم من هاتين الشهوتين.
"Lisan adalah salah satu anggota tubuh yang paling berbahaya bagi manusia. Ketika seseorang memulai harinya, seluruh anggota tubuh, tangan, kaki, mata, bahkan kemaluan memohon kepada lisan agar dijaga, karena lisan memiliki keinginan untuk berbicara seperti kemaluan memiliki syahwat. Jarang ada orang yang selamat dari dua syahwat ini.
فالمسلم من سمل المسلمون من لسانه أي كف عنهم؛ لا يذكرهم إلا بخير، ولا يسب، ولا يغتاب، ولا ينم، ولا يحرش بين الناس، فهو رجلٌ مسالم، إذا سمع السوء حفظ لسانه، وليس كما يفعل بعض الناس- والعياذ بالله- إذا سمع السوء في أخيه المسلم طار به فرحًا، وطار به في البلاد نشرًا- والعياذ بالله- فإن هذا ليس بمسلم.
"Muslim sejati adalah yang menjaga lisannya, tidak berbicara kecuali kebaikan, tidak mencela, tidak menggunjing, tidak menyebarkan fitnah, dan tidak mengadu domba. Dia adalah orang yang damai, yang ketika mendengar keburukan tentang saudaranya, menjaga lisannya. Tidak seperti sebagian orang yang justru merasa senang dan menyebarkan keburukan itu ke mana-mana. Perilaku seperti ini bukan sifat seorang muslim sebenarnya" ( Syarah Riyadh Ash-Sholihin 512/2 )
Nah Teman Baik, agar menjadi seorang muslim yang baik hendaknya kita senantiasa berusaha meneladani akhlak dan budi pekerti Rasul kita. Sudah sepatutnya bagi kita mengamalkan nasihat dan wasiat yang beliau Shalallahu alaihi wa sallam sampaikan, dengan menjaga lisan kita dari menyakiti atau membicarakan keburukan orang lain, terutama yang seiman atau seagama, agar kita bisa menjadi insan muslim sejati yang sebenarnya.
IslamBaik.com
"Media Islami Penebar Kebaikan"