Belajar Agama Itu Berat, Kamu Gak Akan Kuat? Ini Tipsnya Agar Efektif Menuntut Ilmu Agama
Selasa, 19 November 2024 I 16.41 WIB
Kontributor : Santri MIAN
Editor : Alam Abu Umar
IslamBaik.com, Tangerang – Bagi umat Islam menuntut ilmu agama wajib hukumnya karena agama ini tegak lurus di atas fondasi ilmu. Islam sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, baik dalam aspek keagamaan maupun kehidupan duniawi.
Konsep ini sering diungkapkan di berbagai ayat Al-Qur'an dan hadits yang menekankan pentingnya ilmu sebagai landasan keimanan dan amal perbuatan.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman,
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadalah: 11).
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pun menekankan akan pentingnya “belajar agama” melalui sabdanya yang shahih yaitu, “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah).
Namun, bagi sebagian pemuda hijrah yang telah lama atau bertahun - tahun belajar agama seringkali ilmu yang didapat kurang membekas di hati dan benak pikirannya. Fenomena ini menyebabkan mereka sulit mengamalkan ilmunya dengan ikhlas dan maksimal.
Menariknya, ada juga di antara mereka yang baru belajar agama malah ternyata ilmu yang mereka peroleh lebih bagus pencapaiannya ketimbang orang yang sudah lama belajar agama, kok bisa yah? Apa yang membedakan cara mereka dalam belajar agama?
Nah, Teman Baik kira-kira bagaimana yah tipsnya agar kita bisa mengefektifkan waktu, tenaga, harta dan pikiran yang terbatas ini di tengah kesibukan harian yang luar biasa saat sedang belajar agama di mejelis ilmu sehingga ilmu yang kita fahami bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain?
Untuk menjawab pertanyaan ini, Ustadz Agus Waluyo Abu Husain dalam sebuah kajian ilmiah bertajuk "Metode Efektif untuk Mempelajari Ilmu-Ilmu Agama" yang digelar oleh Ma’had Imam An-Nawawi (MIAN) di Cisauk, Kabupaten Tangerang pada Sabtu malam (16/11/2024) lalu, mengkaji sebuah Kitab "Ath-Thoriiq ilaan Nubuughil ‘Ilmii" karya Syaikh Shalih bin Abdil Aziz Alu Asy Syaikh yang merupakan seorang ulama kontemporer yang memiliki kontribusi besar dalam dunia ilmu keislaman, khususnya dalam bidang aqidah, dakwah, dan pendidikan.
Menurut Ustadz Agus, setidaknya ada tiga tips terkait cara atau metodologi yang benar dan diajarkan oleh para ulama agar kita bisa efetif dan efesien dalam menuntut ilmu syar’i, yaitu:
1. Menuntut ilmu agama harus Ikhlas karena Allah semata.
Menuntut ilmu syar’i adalah ibadah yang agung dan ibadah tidak boleh dilakukan kecuali dengan ikhlas. Dalam hadits disebutkan “Sesungguhnya malaikat meletakan sayap mereka kepada penuntut ilmu atas dasar karena ridho kepada penuntut ilmu”.
Bagaimana caranya agar penuntut ilmu bisa Ikhlas?
a. Menuntut ilmu bukan untuk mendapatkan kedudukan duniawi.
Belajar agama bukan untuk dipuji atau meraih jabatan dan popularitas, bukan pula ingin menjadi seorang pengajar yang selalu dinanti fatwanya.
Niat yang demikian harus dikoreksi agar ikhlas belajar agama dalam rangka beribadah kepada Allah.
b. Bebaskan diri dari kejahilan.
Beribadah harus di atas ilmu bukan kejahilan. Keberhasilan dalam menuntut ilmu dipengaruhi oleh niat yang benar. Maka bisa saja orang tidak berhasil menuntut ilmu karena niatnya salah.
2. Lembut (pelan - pelan) dalam menuntut ilmu.
Karena Nabi pernah mengatakan “Allah Ar-Rafi” mencintai kelembutan dalam setiap perkara. Lalu, bagaimana caranya agar lembut atau pelan dalam menuntut ilmu?
a. Tidak mencari ilmu dengan sekaligus banyak.
Imam Az-Zuhri berkata kepada Yunus bin Yazid “Jangan engkau besar terhadap ilmu” Karena ilmu itu besar, dan tidak boleh memandang remeh ilmu. Kalau ilmu kecil maka diambil segenggam sudah selesai. Karena ilmu itu lembah, jalan-jalan yang banyak. Maka apa pun yang kau ambil sebelum waktunya maka akan terpotong sebelum itu karena belum waktunya.
Maka ambillah ilmu bersama berjalannya malam dan siang. Jadi maksudnya sedikit demi sedikit. Jangan engkau mengambil ilmu secara langsung dalam jumlah yang banyak. “Barang siapa yang mengambil ilmu dalam jumlah yang banyak sekaligus maka akan hilang dalam jumlah yang banyak. Akan tetapi ambillah ilmu sedikit demi sedikit bersamaan dengan berjalannya malam dan siang.”.
Seorang penyair mengatakan “Hari ini ilmu besok juga ilmu dari potongan-potongan ilmu yang bisa diambil, yang darinya seseorang bisa mengambil hikmah, di mana derasnya air banjir merupakan kumpulan tetesan-tetesan air”. Jadi sedikit demi sedikit, setitik demi setitik lalu menjadi banyak. Jadi faedahnya ilmu yang didapat adalah sedikit demi sedikit tidak bisa langsung banyak. Karena kalau langsung banyak maka hilangnya akan cepat.
b. Jangan langsung belajar hal yang rinci.
Kalau di awal belajar langsung belajar hal yang detail, yang didapat adalah lupa, bukan ilmu. Jadi, pondasi keilmuan kita tidak kokoh. Sedangkan, metode belajar ulama yang benar adalah dilakukan dengan cara bertahap (muassol).
“Maka satu kata kunci. Orang merasa berat dalam belajar karena diberi yang sulit-sulit. Kita belajar matematika juga dari pertambahan, bukan langsung faktorial akar/kuadrat. Itu adalah kata kunci rabbani.” ujar Ustadz menjelaskan.
3. Seorang hendaknya senantiasa mengisi waktu luangnya dengan ilmu.
Sebagai penuntut ilmu kita harus pandai membagi waktu untuk belajar agama. Cari waktu terbaik di tengah kesibukan kita untuk membaca kitab para ulama dan sesuaikan dengan kemampuan fisik kita setelah lelah beraktivitas seharian.
“Hendaklah kita senantiasa diwarnai dengan ilmu waktunya. Maka waktu-waktu longgar kita, kita warnai dengan ilmu. Misalnya ketika tiduran, ada kitab di sebelah kita. Mungkin kita ingin membuka satu bab/masalah tinggal kita buka.” demikian nasehat Ustadz ketika memotivasi para jemaah kajiannya.
Ustadz juga mengingatkan agar ketika kita belajar tidak tergoda untuk bermain media sosial, “Kalau sekarang mungkin pdf, maka sebelahnya HP. Dan kita sarankan memang kitab fisik, kecuali kitab fisik ini tebal dan tidak memungkinkan dibawa ke mana-mana maka dipakai pdf. Tapi jangan tergoda, misalnya medsos-nya lama, pdf kitabnya selingan. Beda kalau di sisi kita kitab, maka kita bisa fokus. Kalau di HP memang banyak godaannya.
So Teman Baik, gimana apakah cara atau metodologi yang dipraktekan oleh para ulama bisa memotivasi kita untuk lebih semangat lagi dalam menuntut ilmu agama di masa muda bahkan di usia kita yang bakal senja?
Setidaknya, bagi Teman Baik yang super sibuk bisa memulai langkah mulianya ini dengan belajar ilmu agama secara bertahap dan terstruktur agar pondasi keilmuannya lebih kokoh dan komprehensif.
Agar bisa belajar agama secara terstruktur dan sistematis, maka Teman Baik bisa memilih sebuah lembaga pendidikan dinniyah khusus atau takhasus terpercaya yang dibina oleh para pengajar yang kompeten di bidangnya yang berlokasi di sekitar kita.
Teman Baik, yuk prioritaskan menuntut ilmu agama secara terstruktur di dalam hidupmu.
Yuk kita berbuat kebaikan.
IslamBaik.com
“Media Islami Penebar Kebaikan”