Miris, Ketika Siaran Adzan Diganti Teks Berjalan, Di Negeri Mayoritas Non Muslim Ini Syari'at Adzan Justru Diberi Ruang Siaran

Miris, Ketika Siaran Adzan Diganti Teks Berjalan, Di Negeri Mayoritas Non Muslim Ini Syari'at Adzan Justru Diberi Ruang Siaran

Selasa, 10 September 2024 I 13.04 WIB

Editor : Alam Abu Umar

IslamBaik.com, Jakarta.

Kesabaran dan sikap toleransi umat Islam Indonesia kembali lagi diuji. Pasalnya, video rekaman  siaran adzan maghrib yang setiap hari berkumandang di seluruh stasiun televisi lokal maupun nasional di negeri yang mayoritas rakyatnya beragama Islam ini diminta oleh Kementerian Agama Republik Indonesia agar diganti dengan adzan text berjalan atau running text demi membela kepentingan penyelenggaraan acara misa umat Katolik yang dipimpin oleh Paus Fransiskus di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta (5/9/2024).

Sontak, kebijakan penyiaran pemerintah yang dihimbau oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Jendral Penyelenggaraan Pos dan Informatika atas permintaan dari Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Katolik dan Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam yang surat edarannya ditujukan untuk para lembaga penyiaran publik khususnya pihak stasiun televisi nasional ini telah menciptakan polemik dan disebut sebagai bentuk intoleransi yang telah menyakiti perasaan umat Islam di Indonesia.

Keluhan umat Islam itu, dicecar langsung oleh anggota komisi 1 DPR Jazuli Juwaini kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi saat agenda rapat kerja dengan Menkominfo RI di Gedung Parlemen, Senayan Jakarta (04/09/20204), sebagaimana yang kami lansir dari kanal Youtube @TVPARLEMEN.

"Dari telpon yang masuk ke saya, tokoh dan ormas itu menyayangkan ada surat dari Dirjen yang mengganti adzan dengan running text."  ujar Jazuli.

Menurutnya, tayangan video adzan maghrib tak perlu diganti dengan text berjalan. Cukup diputar sebentar secara bergantian dengan acara siaran langsung misa di Senayan agar terlihat toleransi yang sesungguhnya di layar televisi.

"Saya yakin, Paus nya pun tidak minta begitu," tutup Jazuli dengan tegas.

Selaras dengan keresahan umat Islam di atas, Ustadz Abu Bakar Al Akhdory di channel dakwahnya ketika mengomentari polemik panggilan adzan yang diganti dengan text berjalan mengatakan bahwa,

"Subhanallah, sedih pak kalo ini sampai terjadi. Kita cinta dengan negara ini, tapi masih ada orang-orang yang beralaskan toleransi namun toleransinya kebablasan,"  ungkapnya.

Meski begitu, ada juga sejumlah ormas Islam besar di negeri ini yang tidak mempermasalahkan hal tersebut karena dianggap tidak melanggar hukum syari'at. Namun, hal itu difahami sebagai bagian dari wujud praktek toleransi umat Islam terhadap umat Katholik. Padahal, panggilan adzan shalat menggunakan text berjalan merupakan suatu inovasi dan kreasi baru di dalam syari'at ibadah umat Islam pada era akhir zaman ini.

"Pemberitahuan adzan maghrib melalui text itu secara syar'i tidak ada yang salah, karena itu harus didudukan secara proporsional. Bukan berarti berhenti adzan untuk memberikan penghormatan kepada tamu," jelas kyai Asrorun Niam Sholeh kepada awak media sebagaimana yang kami lansir dari kanal youtube @TVRINasional.

Sementara itu, di salah satu negara di benua biru Eropa tepatnya di kota Koln, Jerman yang mayoritas rakyatnya memeluk agama Kristen justru pemerintah kota setempatnya malah memberi ruang bagi umat Islam untuk mensyi'arkan kumandang adzan yang memanggil kaum muslimin agar segera menegakan sholat. 

Sebagaimana informasi yang disampaikan oleh reporter DWIndonesia, bahwa wali kota Koln Henriette Reker mengatakan, "mengizinkan adzan adalah ein zeichen des respekts atau tanda kehormatan bagi sekitar 100 ribu muslim di kota ini."

Di sisi lain, dapat kita saksikan pula di video adzan yang ditayangkan oleh akun dakwah @islamchanneltv. Nampak, seorang muadzin dengan mengenakan surban dan pakaian gamis putih tengah mengumandangkan suara adzan. Panggilan adzan tersebut secara khusus diberikan ruang siar di jalanan oleh pemerintah otoritas setempat, tepatnya di atas London's Tower Bridge, Inggris. Lantunan panggilan sholat itu pun menggema indah, menyejukan dan menenangkan relung hati dan pikiran dari setiap orang yang mendengarnya.

Sumber: YouTube - Islam Channel

Bahkan tidak hanya di negara-negara maju di Eropa, di negara Amerika Serikat pun tepatnya di kota Minneapolis pemerintah setempatnya juga mengizinkan kumandang adzan sholat disyi'arkan setiap lima waktu dalam sehari. 

"Minneapolis menjadi kota besar pertama di Amerika Serikat yang mengizinkan adzan dikumandangkan lima kali sehari dimulai sejak waktu shubuh," ucap presenter TV wanita yang dikutip oleh kanal dakwah @infomualaf

Adzan merupakan bagian penting dari syi'ar Islam yang bertujuan untuk memanggil kaum muslimin agar bersegera menegakan shalat. Adzan sebagai informasi penanda telah masuknya waktu shalat yang dikumandangkan setiap hari sebanyak lima kali, dimulai dari awal waktu shubuh hingga masuk waktu isya.

Seruan adzan kali pertama disyari'atkan oleh Islam melalui wasilah mimpi seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Zaid dan dibenarkan mimpinya tersebut oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terkait lafazh atau kalimat adzan pada sekitar tahun pertama hijriah di kota Madinah.

Panggilan perdana untuk penanda waktu shalat tersebut diserukan oleh seorang sahabat mantan budak yang memiliki suara yang sangat merdu yaitu Bilal bin Rabah.

Maka Umar berkata: “Tidakkah kalian mengangkat seseorang untuk menyeru shalat?” Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Wahai, Bilal. Bangun dan serulah untuk shalat.” [Hadits shahih riwayat Buchari dan Muslim]

Ayo kita syi'arkan adzan, yuk kita ajak orang sholat ke masjid.

Yuk kita berbuat kebaikan.

 

IslamBaik.com

"Media Islami Penebar Kebaikan"