Kasus Dugaan Bunuh Diri Dokter di Semarang. Bagaimana Pandangan Islam terkait Hal ini?
Editor : Purnama Abu Alfath
IslamBaik.com, Semarang.
Beberapa minggu lalu, masyarakat dihebohkan dengan kasus dugaan bunuh diri seorang dokter perempuan di Semarang. Mahasiswi PPDS Prodi Anestesi Undip ditemukan tewas pada Senin (12/8/2024). Dia meninggal di kamar kos dengan pintu terkunci dari dalam.
Ada isu perundungan di balik kematian dokter ARL yang diduga bunuh diri itu. Kasus dugaan perundungan itu kemudian diinvestigasi oleh Kemenkes dan kini dilaporkan ke Polda Jateng.
Meski begitu keluarga menolak alasan bunuh diri, mengutip pernyataan pengacara keluarga dari tvonenews.com,
"Tolong juga pemberitaan di media, itu ada berita almarhum mati bunuh diri, itu nggak benar. Itu harus dipahami supaya mental keluarga ini... Itu yang menyebabkan almarhum bapaknya depresi hingga meninggal," kata pengacara keluarga Misyal Achmad, di Polda Jateng, Semarang, Kamis (5/9/2024).
Tanpa mengesampingkan peristiwa yang dialami oleh keluarga mendiang, apa saja yang bisa menjadi ‘Ibroh atau pelajaran dalam hal ini?
Orang yang melakukan bunuh diri ada beberapa sebab yaitu ada yang karena himpitan ekonomi, karena penyakit, karena keadaan atau masalah berat yang sudah tidak tahu lagi harus berbuat seperti apa, pelaku bunuh diri melihat satu-satunya jalan adalah mengakhiri hidupnya.
Lantas, Bagaimana Islam melihat kasus-kasus bunuh diri?
Dilansir dalam situs rumaysho.com, lihatlah larangan bunuh diri dalam ayat ini. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barang siapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. An-Nisa’: 29-30).
Kalau memang karena penyakit dan masalah berat, maka kewajibannya harus bersabar. Kalau memang karena himpitan ekonomi, maka dengan meningkatkan ketakwaan. Kalau memang karena kesendirian dan usia lanjut, maka hendaknya sudah menjadi perhatian anak-anak untuk mengurus orang tuanya.
Kalau bertakwa, tentu Allah akan berikan jalan keluar. Dalam ayat disebutkan,
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. Ath-Thalaq: 2)
Juga siapa yang bertawakal yaitu pasrah dalam setiap urusan, maka Allah akan beri kecukupan.
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq: 3)
Intinya solusi utama agar seseorang selamat dari bunuh diri adalah memiliki iman yang kuat. Iman diperoleh lewat majelis-majelis ilmu. Dengan berada di majelis ilmu, seseorang akan mendapatkan kebaikan.
Ketika Mu’awiyah berkhutbah, ia mengatakan bahwa ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa saja yang dikendaki Allah akan mendapatkan kebaikan, Allah akan memahamkan dia dalam hal agama.” (HR. Bukhari, no. 71; Muslim, no. 1037)
Yuk, perbanyak mengingat Allah, dalam setiap masalah yang kita hadapi.
Yuk, kita berbuat kebaikan.
IslamBaik.com
Barakallahu fiikum
(PAA)